Kalau Lo Ngaku Traveller, Jangan Datang Ke Pulau Pasoso
Pulau Pasoso memiliki keindahan alam dan laut yang sangat indah. Pulau yang terletak di Desa Manimbaya, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah semakin banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Keindahan yang menjadi magnet para wisatawan berubah menjadi bencana kerusakan alam.
Keindahan alam Suaka Margasatwa Pulau Pasoso |
Pulau Pasoso ditunjuk sebagai kawasan konservasi
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor :
757/Kpts/II/1999 tanggal 23
September 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Propinsi Dati I
Sulawesi Tengah seluas ± 200 Ha. Pulau Pasoso
dimasukkan ke dalam kawasan Suaka Margasatwa untuk perlindungan Penyu Hijau (Chelonia mydas). SM Pulau Pososo berada
dibawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah.
Kadang Penetasan Telur Penyu di SM Pulau Pasoso |
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang : Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai
ciri khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan
hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Di dalam Suaka Margasatwa dapat
dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan, ilmu
pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas, dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya. Untuk memasuki kawasan suaka margasatwa diperlukan SIMAKSI (Surat
Izin Masuk Kawasan Konservasi).
Ironisnya, Suaka Margasatwa Pulau Pasoso yang digunakan sebagai penangkaran alami habitat penyu hijau oleh para traveler. Sejumlah
blog “meracuni” para traveller lewat foto-foto yang super keren
dari laut yang memang indah dengan gradasi warna yang menggoda. Bahkan, Dinas Pariwisata Kabupaten Donggala
mencantumkan Pulau Pasoso sebagai salah satu destinasi wisata di Kabupaten
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Tak hanya itu,
sejumlah media sosial seperti instagram dan travel agen pun ikut turut serta
dalam menyebarkan informasi untuk mengunjungi Pulau Pososo tanpa penggunanya
tahu bahwa Pulau Pasoso adalah wilayah konservasi yang masuknya perlu mengurus SIMAKSI
ke BKSDA Sulawesi Tengah. Alhasil, Pulau Pasoso yang dipromosikan secara keliru membuat banyak
wisatawan salah paham dan mengira Pulau Pasoso merupkan tempat wisata. Mudahnya akses menuju ke tempat ini, kurangnya pengawasan dari pihak berwenang, serta kesadaran wisatawan lokal yang memang masih kurang dalam menjaga kelestarian alam ikut andil dalam mengacaukan keseimbangan ekosistem Pulau Pasoso yang seharusnya steril dari wisatawan.
Kedatangan Traveller yang hanya sekedar senang-senang, membuat Pulau Pasoso tak lagi sama. Sekarang ia tak lebih dari secuil surga yang
ternoda
Palau Pasoso merupakan habitat bagi penyu hijau (Chelonia mydas) untuk bertelur dan
mencari makan. Tak heran di Pulau Pasoso banyak ditemukan jejak penyu, sarang dan
telur serta terlihat penyu hijau yang bermain di sekitar dermaga. Kegiatan
wisatawan sangat mengganggu aktivitas penyu untuk bertelur. Pengunjung yang
datang ke Pulau Pasoso yang jumlahnya puluhan membuat tenda di pantai sehingga
hal tersebut menggagu penyu untuk mendarat. Selain itu, terkadang wisatawan
saat malam membuat api unggun dan bernyanyi hingga larut malam, takhayal semua
hal tersebut membuat penyu enggan untuk mendarat dan bertelur. Penyu sangat
rentan terhadap gangguan, sedikit saja ada hal yang dianggapnya berbahaya maka
penyu langsung kembali ke laut dan mengurungkan niatnya untuk bertelur. Aktivitas wisatawan di Pulau Pasoso yang tidak terkendali ditakutkan akan menggagu kelestarian populasi penyu yang berada di Pulau Pasoso. Masalah sampah yang menumpuk di pantai peneluran juga menggagu jalan penyu
untuk bertelur.
Tenda-tenda yang didirikan oleh wisatawan di Pantai Pulau Pasoso |
Pulau Pasoso hanyalah salah satu contoh bahwa masih banyak orang yang tidak tahu makna sebuah kegiatan traveling. Mereka inilah yang beranggapan bahwa traveling itu berarti bersenang-senang dan berfoto di spot-spot indah di Indonesia, hanya untuk memuaskan ego mereka. Mereka tidak peduli dengan sampah yang mereka tinggalkan, atau kerusakan yang mereka buat. Seyogyanya saat ini, para wisatwan harus cerdas dalam memilih tempat wisata dan mengetahui aturan-aturan yang ada di tempat yang akan mereka kunjungi. Jiwa-jiwa konservasi harus ada di dalam setiap para traveller sehingga dalam mereka berwisata, mereka juga turut andil dalam kelestarian lingkungan. Para pengguna media sosial harus cerdas dalam mengupload foto atau memperluas informasi tempat wisata yang mereka kunjungi.
Jadi,
kamu masih mau ke Pulau Pasoso? Pikir sekali
lagi.